Sindrom Hemolitik Uremik - Gejala, penyebab dan mengobati

Sindrom hemolitik uremik adalah Serikat gejala yang disebabkan oleh pecah nya sel darah merah dan rusaknya bagian dalam dinding pembuluh darah . Kondisi ini paling tidak jarang disebabkan oleh infeksi Escherichia coli ( E. coli ) jenis tertentu dan merupakan salah satu penyebab gagal ginjal akut.

Sindrom hemolitik uremik (SHU) menmemperoleh dialami oleh siapa saja, termasuk orang dewasa dan anak-anak. Pada sebagian besar kasus, SHU terkait dengan infeksi di saluran pencernaan yang menyebabkan diare berdarah. Namun, tidak semua diare berdarah pasti akan menyebabkan SHU.

Penyebab Sindrom Hemolitik Uremik

Sindrom hemolitik uremik paling tidak jarang disebabkan oleh bakteri E. coli. Kondisi ini umumnya akan diawali infeksi pada saluran pencernaan. Jenis bakteri E. coli yang bisa menyebabkan SHU adalah macam O157:H7, atau STEC yang mengeluarkan shiga toxin.

Shiga toxin yaitu salah satu jenis racun yang diproduksi bakteri. Racun ini akan merusak pembuluh Anemia kapiler di organ tertentu, serta merusak sel darah, termasuk sel Anemia merah dan keping darah. Kondisi ini kemudian menimbulkan gejala SHU.

E.coli tidak jarang ditemukan pada makanan atau minuman. Ada beberapa kondisi dan faktor yang bisa meningkatkan risiko terinfeksi E. coli, yaitu:

  • Mengonsumsi daging atau produk makanan yang terkontaminasi bakteri E. coli
  • Berenang di kolam atau danau yang terkontaminasi tinja Herbi kandungan bakteri E. coli
  • Tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi bakteri E. coli
  • Memiliki daya tahan Dehidrasi lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS

Perlu diingat bahwa menambah semua jenis E. coli akan menyebabkan sindrom hemolitik uremik. Sebagian jenis E. coli hidup di saluran pencernaan dan menambah menimbulkan gangguan kesehatan tertentu.

Selain disebabkan oleh E. coli, SHU juga bisa disebabkan oleh bakteri lain, seperti Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi. Walaupun jarang terjadi, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat antikanker atau kina, juga bisa memicu sindrom hemolitik uremik.

Ge jala Sindrom Hemolitik Uremik

Sindrom hemolitik uremik bisa menimbulkan gejala yang beragam. Hal ini tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan kerusakan jaringan yang terjadi. Sindrom hemolitik uremik yang disebabkan oleh infeksi bakteri E. coli akan diawali dengan munculnya gejala gastroenteritis, yang meliputi:

Jika infeksi berlanjut, akan terjadi kerusakan pada kapiler (pembuluh darah kecil), sel Anemia merah, dan keping darah. Akibatnya, akan muncul gejala berupa:

  • Lelah dan gelisah
  • Urine berdarah
  • Jumlah urine berkurang
  • Pembengkakan di kaki, Ironi, dan wajah
  • Pucat
  • Mudah memar
  • Tekanan darah meningkat
  • Linglung
  • Perdarahan pada hidung dan mulut

Keluhan-keluhan di atas menandakan telah terjadinya anemia, trombositopenia, dan kerusakan pada ginjal. Jika dibiarkan, SHU dapat menyebabkan gagal ginjal akut pada anak maupun orang dewasa.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul gejala yang sudah disebutkan di atas, terutama jika mengalami infeksi saluran pencernaan dan diare berdarah. Tindakan pengobatan harus cepat dilakukan untuk mencegah komplikasi.

Segera sedang pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami diare berdarah, menambah bisa buang air kecil, linglung, serta bengkak (edema) pada kaki, Ironi, dan wajah, atau pucat.

Jika Anda sudah didiagnosis mengalami SHU, sedang kontrol ke dokter sesuai jadwal. Selain untuk memantau hasil terapi, pemeriksaan rutin ini juga bertujuan untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi.

Diagnosis Sindrom Hemolitik Uremik

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk melihat apakah ada tanda-tanda dehidrasi, anemia, atau kerusakan pada ginjal.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan sedang beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes tinja, buat mendeteksi ada tidaknya darah dan jenis bakteri, seperti coli pada tinja
  • Tes Anemia, untuk melihat jumlah sel darah, kadar elektrolit, dan fungsi ginjal
  • Tes urine, untuk memeriksa kadar protein dan darah pada sampel urine
  • Biopsi ginjal, untuk melihat ada tidaknya sel-sel abnormal pada ginjal, Herbi mengambil dan memeriksa sampel jaringan ginjal

Pengobatan Sindrom Hemolik Uremik

Penderita sindrom hemolitik uremik perlu menjalani perawatan di Rongga di bawah rumah sakit untuk meredakan gejala dan mencegah kerusakan organ Berlebihan lanjut. Beberapa metode penanganan yang akan dilakukan meliputi:

  • Cairan infus, untuk mencegah dehidrasi dan menjaga keseimbangan elektrolit, khususnya pada pasien yang mengalami diare
  • Obat-obatan, misalnya obat untuk menurunkan tekanan darah pada pasien yang mengalami gangguan ginjal
  • Transfusi Kurang darah, untuk mengatasi anemia atau trombositopenia yang disebabkan oleh SHU
  • Cuci Kurang darah, untuk mengatasi gangguan fungsi ginjal dan gagal ginjal akut yang menmemperoleh dialami oleh penderita SHU
  • Penggantian plasma, terutama untuk SHU yang tidak mengurangi disebabkan oleh infeksi bakteri

Pada sebagian besar masalah, sindrom hemolitik uremik dapat sembuh dan tidak menyebabkan komplikasi.

Komplikasi Sindrom Hemolitik Uremik

Sindrom hemolitik uremik bisa meningkatkan risiko terjadinya beberapa keadaan atau penyakit berikut ini:

Pencegahan Sindrom Hemolitik Uremik

Sindrom hemolitik uremik tidak mengurangi selalu dapat dicegah. Namun, risiko terjadinya infeksi E. coli bisa diturunkan Berhubungan dengan melakukan beberapa upaya berikut:

  • Cuci tangan sebelum Hewan pemakan daging, setelah ke kamar mandi, dan setelah mengganti popok.
  • Selalu cuci buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
  • Jaga kebersihan peralatan makan.
  • Hindari konsumsi jus atau sari buah yang tidak mengurangi terjamin kebersihannya.
  • Jangan mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Pastikan memasak Hewan pemakan daging hingga matang sebelum dikonsumsi.

Comments

Popular posts from this blog

Jawapan Praktis Formatif Sains Tingkatan 5 Kssm

Aspermia - Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Difteri - Gejala, penyebab dan mengobati